Promise
Note : ________ (isi dengan namamu)
Author
POV:
*Flashback*
Anak itu
berlarian ke sana dan kemari. Wajahnya yang manis dan imut membuat siapapun
yang melihatnya ingin memeluk dan mencubit pipi kedua anak itu. Xi Luhan dan
____. Entah apa yang mereka lakukan. Keduanya tertawa dan saling menghayati
peran mereka dalam khayal.
“___-ah, kau cantik sekali!Aku
menyukaimu!” ucap Luhan kecil sambil terus memandang wajahmu.Kau yang mendengar
itu hanya tersenyum dan menggenggam tangan Luhan.“Kalau kita sudah besar, aku
ingin kita menikah.Kau mau, kan?”Luhan duduk di sebelahmu.Kau mengangguk dengan
polosnya.“Janji?” Tanya Luhan. Lagi-lagi kau mengangguk dan mengulurkan
kelingkingmu.“Janji!Kita harus menikah!”
***
Hari
ini tepat empat belas tahun setelah kejadian dirimu dengan Luhan.Kini kau dan
Luhan sudah menyelesaikan SMA.Hari ini juga tepat wisuda SMA tempat kau dan
Luhan bersekolah.Luhan kini terlihat tampak tampan dengan memakai tuxedo
hitam.Pupil matanya masih terus melihat ke arahmu yang sedang duduk di seberang
sambil bergurau dengan temanmu.Semenjak kau dan Luhan masuk Sekolah Menengah
Pertama, kau dan Luhan sudah sangat jarang bermain.Tapi tanpa disadari, Luhan
mempunyai perasaan yang mendalam padamu.
“Luhan,
sedang apa kau disini?”Tanya seseorang dari pinggir.Luhan mengadah dan
mendapati sahabatnya sedang berdiri di depannya. Byun
Baekhyun.
“Ah?
Tidak! Aku hanya ingin duduk saja.Kau sendiri?” tanyanya.Baekhyun duduk di
samping Luhan.“Aku bosan.Aku juga dari tadi mencarimu.”Luhan masih terdiam.Ia
masih memfokuskan matanya padamu.
“Kau
sedang melihat ____?” Tanya Baekhyun. Luhan tercekat.“A… ani!Aku bukan sedang
melihatnya.” Bantah Luhan. Baekhyun hanya tersenyum dan ikut melihat ke arahmu.
“____ cantik sekali malam ini.” Ucapnya.Luhan mengangguk.Ia setuju dengan
Baekhyun. Ya, malam ini Luhan akan mencurahkan perasaannya padamu.
Serangkaian
acara sudah dilewati.Dari mulai pembukaan, sambutan, inti acara sampai kini
tiba untuk penutup.Hati Luhan kini makin berdegup.Dengan perasaan yang campur
aduk ini Luhan menguatkan dirinya. Ya, Luhan kau bisa! Kau manly! Sudah berapa
wanita yang pernah kau curahkan perasaanmu? Kau bisa! Batinnya.
Luhan
mendekatimu yang kini masih bersama temanmu.Hati Luhan makin menjadi-jadi.
Perasaan ini berbeda dengan yang lain. Ini sangat membuatnya gila.Ia sudah
sejak lama memendam perasaan ini padamu. Sejak ia kecil!
“___-ah…”
sapanya.Keringatnya makin membasahi tubuhnya.“Ya? Luhan-ssi! Sudah lama kita
tak bertukar sapa!” ucapmu senang.Luhan duduk di sampingmu. “Sebelumnya aku….”
Ucapnya sambil menatap dirimu erat. “Aku….”
“______-ah.Mau
kau ikut denganku sebentar?”Baekhyun menghampiri kalian berdua.Ekspresinya
terlihat kaget saat dia melihat Luhan.“Lu, kau juga ada disini?” tanyanya.Luhan
mengangguk.“Boleh aku pinjam dia sebentar saja?” tanyanya.Luhan terdiam. Mau
apa Baekhyun mengjak ___? Tanyanya dalam hati.“Ba… baiklah!” ucapnya.Dia
tersenyum padamu.“Aku pergi dulu, Lu!” ucapmu.
Perasaan Luhan makin
kalut.Apa yang dilakukan Baekhyun untuk membawa ____? Akankah ia ingin
mencurahkan perasaannya juga pada ____? Pikirnya. Tanpa basa-basi ia pergi dan
mengendap-endap untuk mengikutimu dan Baekhyun.
Luhan berhenti di
balik sebuah tembok dekat taman. Baekhyun dan kau juga sedang berdiri di tengah
taman yang diterangi dengan lampu kecil yang mendderet di sepanjang jalannya.
Tiba-tiba Baekhyun tersenyum padamu dan mengeluarkan ekspresi
seriusnya.“______-ah, kau cantik sekali mala mini.”Kau tersenyum kaku. “Ah?
Gomawo, Baekhyun-ssi. Kau juga tampan sekali.” Ucapmu.Tanpa diduga, Baekhyun
mengulurkan sebuah bunga mawar dan tersenyum.“Aku mencintaimu. Aku ingin sekali
menjadi kekasihmu.” Kau tercekat.Baekhyun?Dia mencintaiku?Batinmu.“Bagaimana,
_____-ah? Kau mau kan?” tanyanya. Kau masih berfikir dan bingung untuk
memilihnya.Namun, akhirnya kau menerima bunga itu dan kau rasakan Baekhyun menarik
tubuhmu.Erat.Dan disaat itu, Baekhyun mendaratkan bibirnya diatas
bibirmu.Sungguh, ini pertama sebuah ciuman pertamamu.Kau tak tahu harus
bagaimana.Namun, perlahan kau membalasnya.
Luhan
mematung.Persendiannya kini bagai tak bersatu.Hatinya seakan hancur
berkeping-keping setelah melihat pemandangan itu.Air mata mulai keluar perlahan
dari sudut matanya. Hancur sudah harapannya yang sudah ia tunggu
bertahun-tahun. Dengan sisa tenaganya, ia berlari ke luar dan menuju mobilnya.
Ia tak mau untuk bertemu dengan siapapun. Bahkan denganmu.
Tok-tok-tok…
Luhan
melihat seseorang dibalik pintu mobilmu. Luhan melihat seseroang yang sangat ia
sayangi. Belahan jiwanya semenjak kecil.Kau.“Luhan! Ada apa denganmu? Boleh kau
buka mobilmu?” tanyamu.Luhan terenyuh. Segera ia lap air matanya. Ia membuka
kunci mobilmu dank au masuk ke dalam mobil Luhan.
“Ha…
hai! Su..sudah lama aku tak melihatmu!” ucap Luhan dengan hati yang sakit.
“Hai!Aku merindukanmu, Lu!” ucapmu.“Sudah lama kita tak mengobrol. Oh ya, tadi
kau ingin bicara apa?” tanyanya.
“Ani…
aku hanya ingin mengucapkan selamat padamu.” Alasannya. Sungguh sangat senang
sekali ia bertemu denganmu. Andai saja Baekhyun tak menyatakan cintanya, Luhan
pasti sudah menyatakannya saat ini juga.
“Lu,
setelah lulus, kau mau melanjutkan kemana?” tanyamu.“Aku? Sepertinya aku aku
akan kembali ke China. Kau sendiri?” Tanya Luhan. “Aku masih tetap di Korea.”
Katamu.Luhan terdiam. Jarak akan memisahkan dirimu dan dirinya sendiri.
“Lu,
tadi Baekhyun menyatakan cintanya padaku.”Ucapmu.Luhan terdiam.Tanpa
diberitahupun aku sudah tahu.Batin Luhan.“Luhan, kenapa kau terdiam?” tanyamu
yang sontak membuat Luhan terkejut.
“Aih,
ti… tidak apa-apa.Chukae!” ucap Luhan. Sungguh ia berharap aktingnya bisa
membantu menghilangkan rasa sakit hatinya. Kau tersenyum dan segera keluar dari
mobil Luhan. “Kau mau kemana?” Tanya Luhan. “Aku? Aku akan kembali ke aula. Kau
mau ikut?” tanyamu.Luhan menggeleng.“Ani.Kau duluan saja.”
“Lu…”
ucapmu.Luhan terdiam dan menatapmu. “Lu, terimakasih sudah menjadi sahabatku…”
Luhan tak bergeming.Hanya sekedar sahabat?Apa ia tak memiliki rasa “lebih” pada
diriku? Batinnya.“Ya… ya… aku juga. Terimakasih.” Ucap Luhan. Apa ia tak ingat
dengan janji yang telah di katakannya padaku dahulu? Tanya Luhan dalam hati.
“____-ah,
chankaman!” panggil Luhan kepadamu.Kau menghadap arahnya kini.“Ne?Waeyo, Lu?”
tanyamu. Luhan diam. Ia tak enak juga denganmu. “Ani… aku… aku senang… bisa
bersahabat denganmu…” Luhan menutup mulutnya.Apa yang aku katakan ini? Bodoh!
Batinnya. “Hahaha…. Aku juga! Aku senang kita bisa bersahabat!”
***
Lima
tahun sudah kau dan Luhan sudah tak bertemu.Jarak memang memisahkan dirimu dan
Luhan.Kau meneruskan di Korea, sedangkan Luhan sedang mengambil kuliah di
China.Kau masih membuka beberapa peti yang berisi beberapa barang peninggalanmu
saat kecil dahulu.Rumah ini memang sudah lama ditinggalkan.Ini adalah tempat
kecil dahulu kau dan Luhan.Walau kini kau dan Luhan sudah tak bertetangga lagi,
namun memori masa kecil itu takan mampu dilekang waktu.
BRUUUK!
Suara
berdebum itu terdengar dari arah loteng rumahmu.Segera kau naik keatas dan
melihat kea rah loteng.Sebuah peti ukuran sedang terjatuh dari atas lemari
kuno.Rumahmu memang sudah tua.Namun, kau tak mau jika rumahmu ini harus
direnovasi atau bahkan dijual.
Peti
itu masih terkunci keras.Peti itu juga berdebu, namun taka da satupun rayap
yang mau memakan kayu-kayu peti.Kau mengambil kunci peti itu.Senyummu
mengembang ketika kau melihat beberapa mainan saat kau kecil. Ada sebuah mainan
kayu, boneka Barbie dan Ken, buku dongeng dan sebuah foto dalam frame.
Foto
itu sudah sangat kusam dan berdebu.Kau mengelapnya dan mulai terlihat
gambarnya.Kau dan Luhan kecil.Kau yang sedang berpose di atas sebuah ayunan
dengan Luhan di sebelahmu juga.Kenangan itu kembali terbuka di pikiranmu.Kau
dan Luhan pernah sangat dekat. Kau dan Luhan sudah seperti keluarga, Kau dan
Luhan… telah berjanji untuk sehidup semati…
“CHAGI-AH!”Teriak
seseorang dari belakang.Kau terkejut dan segera melihat ke sumber
suara.Baekhyun tertawa.Ya, kau dan Baekhyun masih sepasang kekasih. Hubungan
yang sangat lama semenjak lima tahun yang lalu.
“Baekhyun-ssi!Kau
mengagetiku saja!” ucapmu sambil mendorong Baekhyun.“Hahaha… kau kaget baby?Aku
berhasil!”Baekhyun memeluk tubuhmu.“Kenapa kau tahu aku sedang ada di sini?”
tanyamu.Baekhyun duduk di sampingmu dan meraih sebuah boneka beruang.“Aku
diberi tahu ibumu. Aku rindu kamu! Ayo kita makan!” ucapnya.
“Ani!
Aku sedang beres-beres, Baekki.” Ucapmu sambil mengelap foto itu. “Siapa itu?”
Tanya Baekhyun sambil mengambil foto itu dari tanganmu.Matanya seakan tak
percaya.“Kau manis sekali!Lihat… ini siapa?” tanyanya sambil menunjuk ke arah
Luhan kecil.
“Itu
Luhan. Aku dan Luhan bersahabat sejak kecil.” Ucapmu.Baekhyun tersenyum.“Aku
sudah tak pernah melihat Luhan lagi semenjak ia pergi ke China.Kau?”
tanyanya.Kau mengangguk.“Aku juga belum. Rasanya rindu sekali.” Ucapmu.Ada rasa
kehilangan seperti ini… kau sungguh merindukannya.
“Chagi,
aku mau bicara padamu.” Ucap Baekhyun dengan mimic yang serius. “Wae? Bicara
saja.” Ucapmu yang masih acuh tak acuh.“Aku… ehm! Bagaimana dengan rencana
pernikahan kita minggu depan? Kau sudah siap?”Tanya Baekhyun yang membuat
dirimu terdiam seribu bahasa. Ya, minggu depan adalah saat kau dan Baekhyun.
Kau masih memiliki janji dengan Luhan.Kau teringat dengan semuanya. Tapi,
Baekhyun…
“Aku
siap, chagi…” ucapmu pada Baekhyun.Air mata rasanya sudah ada di pelipis
mata.Bagaimana ini?Batinmu.Baekhyun tersenyum. “Ya, semoga semuanya berjalan
lancar.” Semoga… ucapmu.Namun aku tak yakin… batinmu.
***
Luhan
masih membuka beberapa lembar laporan perusahaannya.Ia kini telah menjadi
seorang Wakil CEO di perusahaan milik ayahnya. Ia jarang untuk pergi ke Korea
kembali. Di pikirannya kini sudah terdapat beberapa tugas asset dan laporan
untuk perusahaannya. Namun, memang ia tak bisa lupakan dirimu.
“Aaish!Apa
tak ada satupun waktu untuk bersantai sebentar saja?” gerutu Luhan.Pikirannya
kembali kalut ketika ada yang menelpon dirinya.
“Ya?Dengan Xi Luhan disini!”
“Luhan!Kau ada waktu untuk
bertemu eomma sebentar?”
“Eomma? Memangnya ada apa?”
“Ayo kemari sebentar!Ada hal yang
ingin eomma beritahu padamu.”
“Eomma ada dimana sekarang?”
“Di café biasa.”
Panggilan
eommanya sudah tertutup. Sebenarnya apa yang eomma mau katakan? Tanya Luhan
dalam hati.Tanpa basa-basi Luhan segera mengambil jas hitamnya dan keluar dari
ruangannya.Ia mengendarai mobilnya untuk menemui eommanya.
Akhirnya
Luhan sudah sampai ke café dimana eommanya berada.Dimana sekarang eomma?Batinnya.“Luhan!”
panggil seseorang.“Minseok!Sudah lama tak bertemu denganmu!” ucap Luhan sambil
menyalami sahabat lamanya, Kim Minseok.
“Hai!Sedang
apa kau disini?” tanyanya.Luhan tersenyum.“Aku sedang mencari eommaku.Kau tahu
dimana?” tanyanya.Minseok mengangguk dan menunjuk seorang wanita.“Itu?”
tanyanya.Luhan mengangguk.“Ah, benar! Terimakasih, Minseok!”Luhan segera
menghampiri eommanya.
“Eomma?
Ada apa memanggilku?” Tanya Luhan sambil duduk di depan eommanya. Ia memesan
sebuah vanilla Late.
“Kau
masih ingat dengan ____?” Tanya eomma.Luhan mengangguk. Bagaimana ia tak ingat?
Ia pasti akan ingat gadis yang merupakan cinta pertamanya. “Memang ada apa, eomma?
Aku ingat dengannya.” Ucapnya.
“Dia
akan menikah nanti malam.Dia menitipkan ini pada eomma.” Eomma menyodorkan
sebuah frame kecil dimana ada foto masa kecil Luhan dan kau. Luhan terdiam
seribu bahasa. Dia… dia akan menikah? Mana mungkin?Dia tak ingat dengan
janjinya?Batin Luhan kini berkecamuk.
“Eomma,
aku harus ke sana sekarang juga!”Luhan segera berlari meninggalkan ibunya.Di
pikirannya kini hanya ada kau. Taka da yang lain. Dengan serba cepat ia
mengendarai mobilnya menuju bandara. “Tak bisa! Ini tak akan terjadi! Kau
milikku _____-ah! Kau milikku!” teriaknya. Kini ia hanya berharap doanya akan
dikabulkan Tuhan.
***
Kau
dengan berbalut gaun putih yang panjang menjulur dan penutup wajah ala
pengantin sudah berdiri di pinggir Baekhyun.Ini hari bahagiamu dan
Baekhyun.Namun, matamu masih mencari seseorang.Seperti serpihan yang hilang.
Puzzle itu belum datang. Kau tahu mustahil adanya di sini.Ia tak akan mungkin
datang. Bahkan ia mungkin sudah melupakanmu.
“Chagi-ah,
ada apa denganmu? Kau mencari siapa?” Tanya Baekhyun. “Anio! Aku hanya gugup.”
Ucapmu sambil menggandeng tangan Baekhyun.“Pengikatan janji sebentar lagi.Aku
sudah tak sabar!” ucapnya manja sambil mencium keningmu. “Aku juga…”
“Baiklah,
untuk kedua mempelai, segeralah berjalan menuju artar.” Ini bagiannya! Kau akan
diikat dengan Baekhyun. Kepingan itu takan mungkin datang.Kau masih
mencarinya.Semoga ada keajaiban yang datang pada saat itu juga.
Kau
dan Baekhyun sudah sampai di depan artar. Pendeta sudah berdiri di antara kau
dan Baekhyun.Kau berhadapan dengan Baekhyun, calon suamimu.Matamu masih tak focus.Rasanya
kau ingin pergi dari situasi ini.Kau masih belum siap.
“Byun
Baekhyun, apakah kau sudah siap untuk menjadi pendamping hidup ______ yang aka
nada di dalam suka dan dukanya?” Tanya pendeta pada Baekhyun. “Aku siap.” Ucap
Baekhyun. Pendeta tersenyum dan menatap ke arahmu.“Baiklah bagaimana denganmu,
apakah kau sudah siap menjadi pendamping hidup Byun Baekhyun yang akan ada di
dalam suka dan dukanya?”Tanya pendeta. Kenapa ia tak datang? Dimana
perginya?Batinmu.Kau terdiam.Kau ragu untuk memutuskan semua ini.Semua mata
tertuju padamu. Baiklah, aku harus! Batinmu mantap. “Aku…”
“TIDAK!”
Suara itu….
Kau
terdiam dan menatap ke sumber suara. Itu dia! Itu puzzle yang hilang! Ia
serpihan yang sudah lama hilang! Dia misteri yang belum ada satupun yang memecahkan.
Xi Luhan!
“_____-ah!Apa kau tak ingat semua
janjimu padaku? Janji yang pernah kita ikat dahulu saat kita masih belia? Kita
sudah berjanji jika kita harus menikah! Kita harus bersama sampai akhir hayat!
Ingatlah! Kumohon! Aku mencintaimu! Aku mencintaimu lebih dari apapun,
kumohon!”
“Luhan…”
“Kau tahu, selama ini aku
menyimpan semua perasaanku padamu! Setiap saat selalu ku berdoa agar kau ingat
dengan janji kita! Kau… hanya kau yang bisa membuatku gila! Hanya kau! Kumohon
ingatlah, ______-ah, jebal…”
Kau
terdiam.Hanya ada tangis yang mewarnaimu.Luhan kini sedang mencoba untuk
melepaskan dirinya dari sejumlah body guard. Ya, kau harus! Kau harus bersama
dengan Luhan! Dia milikmu! Ia jalan hidupmu!
“Maaf
sebelumnya, tapi aku tak bisa!Aku mencintai pria tadi. Kami… kami sudah
berjanji! Kami sudah berjanji untuk bersama sampai akhir hayat.Aku… aku mohon
maaf…” ucapmu.Beberapa tamu dan keluargamu terlihat sangat kaget.Baekhyun
didepanmu hanya bisa terdiam.
“Baekhyun-ah, maafkan aku… aku
menyayangimu.Aku sangat menyayangimu.Tapi aku… aku tidak mencintaimu, mianhae…”
ucapmu dengan isak.
Baeknyun
segera memeluk erat tubuhmu.Terasa olehmu badannya kini sedang menahan
isak.“Aku mengerti… aku juga menyayangimu.Tapi… susulah takdirmu itu,
chagi-ah.”Baekhyun melepaskan pelukannya dan mencium keningmu.
“Luhan!”Kau
segera berlari menuju Luhan dan beberapa pengaman.Luhan segera melepaskan
kepungan para body guard dan langsung menggenggam erat tanganmu. Tangisnya tak
bisa lagi ia bendung.
“Kau
masih ingat dengan janji itu, kan? Kau masih ingat?” Tanya Luhan. Kau
mengangguk dan mengulurkan kelingkingmu.“Aku mencintaimu!” ucapmu.
“Aku janji akan selalu bersamamu
sampai akhir hayatku…”
“Janji?”
“Janji!Sangat berjanji!”
Luhan
tersenyum dan memeluk tubuhmu.Kini tak ada lagi yang bisa memisahkanmu dan
Luhan kecuali waktu yang terus bergulir detik demi detik.
Cr : dari temen aku yg cute Mayang Tresna Dwi Rengganis..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar